Tak Semua Bisa…

Not Every Tree can Stand Thirst

But the Cactus Did it.

Not Every Animal can Represent our Nation

But the Lion Did it.

Not Every Flower Can Represent Love

But the Rose Did it.

Not Every Orang Utan Can Read This

But You Did it !!!!!

He he he he… jangan marah yach! namanya juga orang iseng bin pusing, saya juga kena koq :D

'Oh My God!:' Kisah Cinta Remaja Biasa
Rachman Haryanto - detikhot

Gambar
Oh My God (ist.)
Jakarta Film yang mengusung drama komedi percintaan rupanya masih memiliki daya tarik sendiri bagi penikmat film Indonesia. Drama cinta yang disajikan dalam film ini juga terbilang sangat sederhana.

Namun, ada satu pemandangan yang beda dan tersaji dalam komedi percintaan ini. Kungfu yang kocak dapat menambah unsur komedi dalam film ini. Sayang konflik kisah cintanya tergolong biasa-biasa saja.

Kisah cinta dua insan manusia yang jelas-jelas berbeda status dan golongan ini juga sering dijadikan inspirasi untuk membuat film. Ipin (Desta 'Club Eighties') yang naksir berat sama Tiara (Revalina S. Temat) menjadi konflik utama dalam film ini.

Karena berbeda status, Ipin yang hanya seorang anak keluarga biasa bermimpi menjadikan Tiara yang berasal dari keluarga mampu dan berkecukupan untuk jadi pacarnya. Banyak halangan dan rintangan yang harus dilalui dan diterima oleh Ipin.

Termasuk Marco (Ringgo Agus Rahman) pacar Tiara yang juga merupakan anak yang berasal dari keluarga berada. Serta teman-teman sekolahnya yang tak sedikit sering mengejek dan mencibirnya.

Suatu hari, di sekolah mereka ada pemilihan ketua OSIS. Tiara menjadi salah satu kandidatnya. Ipin sangat bersemangat mendukung Tiara. Walaupun Ipin sempat tersandung masalah dengan Tiara dan pihak Sekolah, Ipin tak gentar dan berdiam begitu saja.

Sejak saat itulah hati Tiara mulai terbuka kepada Ipin. Akhirnya mereka berdua menjalin cinta. Terbukti, cinta tak hanya memandang harta dan tahta. Perbedaan status dan golongan dengan cinta dapat dipersatukan.

Selain Ringgo, Desta dan Revalina, 'Oh My God' juga dibintangi personel Duo Maia, Maia. Film ini merupakan debut Maia di layar lebar. Ia berperan sebagai orangtua Tiara. Sebagai ibu, Maia melakoni peran antagonis. Ia cukup jutek ketika tahu Ipin mendekati putrinya.

Maia tak begitu banyak muncul dalam film. Aktingnya juga masih biasa saja. Meski begitu ia cukup cocok menjadi seorang ibu yang galak dalam film tersebut.

Secara keseluruhan dapat dikatakan 'Oh My God' biasa-biasa saja. Setting lokasi juga terbilang biasa, namun cukup pas untuk film bergenre drama komedi percintaan. Film karya sutradara Rako Prijanto ini bisa dibilang hanya sekadar menyajikan hiburan saja.(rac/eny)

KETIKA AKU BERCINTA DENGAN MALAIKAT


seberkas sinar pirang dari ujung pintu takbir
begitu kau hadirkan
tanpa mengundang cabik nodaku di masa silam
kau - biarkan aku mengarungi luas malam-mu
sungguh, tiada terbilang manik - manik waktu terbangun
menggantung cermin diri di serambi tahajudku

dengan sepuluh jemari kucoba membelenggu seluruh kesombonganku
tetap saja tiada berlari kereta doa - doa ini
melainkan menjadi terpaku, bahkan terbenam begitu dalamnya
mungkin aku hanya bisa bercerita
tentang pengembaraanku kepada semua yang tercinta
hingga fajar kian lukiskan wajah-mu di kasat keheninganku

ya gusti,
begitu ufuk timur-mu yang kembali teduh
belum juga waktu subuhku terhabiskan dengan
raut kerinduan
saat bayang - bayang malaikat telanjangi kontemplasi sakralku
ibarat terdengar lagi gema tautan tasbih
bau lorong - lorong sepertiga malam yang
akrab mengantarku menyusuri kegelapan
nyaris menggubah cinta yang mistis

lalu angin fajar shadiq menyapa
waktu tubuhku berkencan dengan bayang - bayang itu
hadirkan keromantisan doa yang begitu indah
kemudian bagai dalam gulungan air
aku terbang entah kemana
jauh, bahkan begitu jauhnya untuk kujamah lagi
bias malaikat yang alangkah gaib

yakni sinar-mu yang hadir
bangunkan sadarku di lantai istighfar
tenggelam di laut kenistaan sendiri
( malaikat - malaikatku tercinta
kapan lagi mereka turun
membalas cintaku di sini ? )
Berikut daftar penyakit cinta berbahaya :

1. HIV = Hanya Impian Velaka
2. AIDS = Akibat Impian Dipendam Setahun
3. PMS = Pedihnya Menanti Sentuhanmu
4. SARS = Sakit Akibat Rasa Suka
5. TBC = Tekanan Bathin Cinta
6. SAKAW = SAkit KArena engkaW
7. KOLERA = KOk LoE ngga ngeRAsa sih ?
8. FLU = Feeling Lonely, Uuuhh ..... (-/-)

Thursday, May 22, 2008

It’s Okay to Make Mistake



Girls, pernahkah kamu merasa menyesal karena melakukan kesalahan? Itu wajar kok girls, tapi jangan kelamaan ya…

Tidak ada manusia yang sempurna, sama dengan kita. Jadi, kalau kamu merasa telah berbuat salah, seperti membohongi pacar, sahabat atau orang tua kamu, lebih baik segeralah meminta maaf pada mereka.

Mungkin pada awalnya mereka marah dan seolah gak maafin kamu, apalagi kalau kamu melakukan kesalahan besar, seperti menabrakkan mobil ayah kamu atau gosipin rahasia pribadi sahabat kamu. Tapi tenang girls, yang penting kamu udah minta maaf dengan tulus. Setelah minta maaf, berjanjilah pada diri sendiri kalau kamu engga akan melakukan kesalahan yang sama lagi.

Just remember girls, kalau kamu engga pernah berbuat salah, kamu engga akan pernah tahu mana yang benar. Ambil hikmahnya dan jadikan kesalahan sebagai pelajaran untuk menjadi dewasa.

Gak Nyaman di Keramaian?



Gak ada yang pengen jadi orang yang sulit menyesuaikan diri Sayangnya, gak semua orang juga mudah bergaul. Umumnya sih, karena pemalu. Hal ini sebenarnya sifat dasar, tetapi bisa kok diatasi sehingga kamu tetap bisa nyaman berhubungan dengan orang lain.



Setiap orang punya kelebihan dan kekurangan. Gak perlu menolak diri sendiri karena kamu tidak mudah bergaul. Gak perlu membandingkan dirimu dengan teman yang supel dan lincah bergaul. Gak usah berusaha menjadi seperti dia. Justru sebaliknya, kamu mempelajari kelebihan yang kamu miliki, kembangkan biar dirimu menjadi mahir. Dan, seseorang yang memiliki kemahiran cenderung lebih pede saat melakukan apapun.

Tak perlu cemas berhitung berapa waktu yang kamu perlukan untuk mengembangkan diri hingga menjadi seseorang yang pede. Seorang konsultan pergaulan asal New York, konon berhasil meramu magic spell yang dapat membantu klien-kliennya untuk mengatasi rasa malu sesaat sebelum bertemu banyak orang, atau memasuki suatu acara gaul. Ingin tahu?

Mantra #1
“Aku gak perlu jadi yang terbaik. Aku hanya perlu jadi orang yang tulus.”

Mantra #2
“Orang lain gak akan sempat mikirin aku, karena mereka sudah terlalu sibuk mikirin diri sendiri.”

Mantra #3
“Lincah bergaul gampang banget dipelajari. Asalkan mau dan terus mencoba.”

Putus Engga Ya?

Ketika sebuah hubungan sudah tidak lagi bisa dipertahankan, terkadang kata putuspun terucap. But, girls... apakah kamu sudah yakin kalau putus itu adalah keputusan yang terbaik?

Pikirkan baik-baik sebelum memutuskan untuk mengakhiri hubungan ya girls... Kesalahan terberat apa sih yang dia lakukan dan menurut kamu sudah engga dimaafin. Remember girls, engga ada manusia yang sempurna, jadi jangan terlalu berharap dia bisa menjadi seperti apa yang kamu inginkan.

Tapi, kalau kamu memang engga bisa nerima sikapnya ke kamu, seperti dia berselingkuh. Ya... lebih baik putus aja. Putus bukan akhir dari segalanya kok. Disaat putus, kamu bisa belajar menjadi lebih dewasa dan menjadikan pengalaman sebagai pelajaran berharga.

Hal-hal Serius

Belakangan ini ada saja hal-hal serius yang mengganggu pikiran saya. Mengganggu dalam arti saya tidak siap sedia untuk memikirkannya, tapi kok ya jadi harus ikut mikiri. Terutama tentu saja kabar-kabar dari sanak saudara, handai taulan di tanah air. Dari kabar kesripahan (alias kabar duka) sampai kabar bahagia. Tentu saja semua kabar itu tidak akan membuat saya berpikir serius apabila tidak ada alur maju mundur dan skenario ala opera sabun yang menyertainya. Intrik-intrik dan saling tusuk sudah jadi menu wajib di dalamnya.

Karena hal-hal serius itu memaksa saya untuk berpikir (padahal sungguh deh, saya tidak kepingin memikirkan hal-hal serius) kadang-kadang otak saya yang besarnya menyaingi otak si Homer Simpson ini seringkali overload. Kelebihan muatan. Untung saya ini baik hati dan suka berbagi. Demi menjaga kesehatan mental, akhirnya saya putuskan membaginya pada orang terdekat. Saya tahu, selalu ada kemungkinan dia bosan mendengar cerita saya atau malah kesal karena sebentar-sebentar ada saja yang saya keluhkan. Tapi yah apa boleh buat...

Kejadian-kejadian serius itu datangnya seperti ombak di pantai yg datangnya bergelombang-gelombang. Alhasil, emosi dan energi saya pun terkuras dengan bergelombang-gelombang. Kadang-kadang saya merasa sirik pada orang-orang lain yang tampaknya hidupnya baik-baik saja. Tapi mungkin juga orang-orang lain itu seperti saya juga. Yang di luar terlihat baik-baik padahal kalau sudah sendiri di kamar malah meratapi nasib. Tapi perlu diluruskan kalau saya jarang sekali meratapi nasib, ya. Kadang-kadang saja kalau terpaksa, hahaha... Saya jadi ingat beberapa kawan yang berkomentar tentang hidup saya. Kata mereka, hidup saya ini enak. Memang saya punya banyak hal yang patut disyukuri. Tapi ada juga hal-hal yang membuat saya garuk-garuk kepala dan ingin berteriak keras-keras. Maka, saya percaya semua orang punya ceritanya sendiri-sendiri. Ada orang yang merasa hidupnya sangatlah malang, tapi ada juga orang yang menanggapi masalah-masalahnya dengan hati ringan.

Lalu saya ada termasuk yang mana?

Mungkin orang lain yang seharusnya menjawab pertanyaan ini. Karena ini pertanyaan yang tidak bisa saya jawab sendiri. Seringkali saya bersikap seperti ratu drama. Senang mencari perhatian dengan sibuk mengeluhkan ini itu. Meributkan hal-hal yang tidak terlalu penting. Tapi saya juga bukan tipe orang yang suka mengumbar cerita kemana-mana. Apalagi tentang hal-hal serius yang belakangan memaksa untuk dipikir. Harga diri saya (kamana atuh harga diri, hahaha...) tidak mengijinkan saya untuk membagi hal-hal serius yang sangat pribadi itu dengan sembarang orang. Bukan apa-apa, selain saya bukanlah selebritas, saya tidak suka membuat orang lain sibuk ikut memikirkan saya dan masalah-masalah saya. Wong orang lain juga sudah pada sibuk dengan masalahnya sendiri-sendiri. Tidak perlulah saya tambah-tambahi lagi. Akhirnya, terpaksa, dialah yang harus menampung semua. Semoga dia juga tidak lantas kelebihan muatan...

Hal-hal serius yang silih berganti datang untuk saya pikir belakangan, membuat saya kepingin punya laci seperti di serial Doraemon. Saya kepingin punya laci mesin waktu supaya saya bisa kembali ke masa-masa carefree dimana hidup terlihat lebih sederhana dan tidak banyak tuntutan. Menjadi dewasa kok merepotkan sekali. Tapi kalau lacinya susah didapat, Pintu Kemana Saja juga tidak apa-apa. Dengan begitu, saya bisa segera pergi bertemu dengan pihak-pihak terkait dan menghadapinya secara langsung. Tapi yah, sayangnya dua hal itu cuma ada di televisi. Jadi untuk sementara saya harus puas berangan-angan dulu.

Memikirkan hal-hal serius memang melelahkan. Apalagi, di saat yang sama, hidup harus berjalan seperti biasa. Tugas menumpuk harus selesai tepat waktu. Kuliah yang cuma dua kali seminggu itu harus dihadiri. Bahan bacaan yang sulit dipahami itu harus dilahap sebelum datang ke kelas. Belum lagi kebutuhan untuk bersosialisasi dan lain sebagainya. Meski saya tidak suka dan terpaksa memikirkan hal-hal serius, saya selalu bisa menertawakan kebodohan saya karena terlalu serius memikirkan hal-hal serius yang pada suatu saat nanti bisa jadi tidak lagi serius. Dan setelah saya pikir-pikir, sepertinya saya juga sudah terlalu serius menulis soal hal-hal serius yang menjadi pikiran saya belakangan ini padahal setelah dibaca lagi sepertinya tidak terlalu serius... hm... bodohnya saya....
MANAGEMENT SPIRITUAL

Seringkali terlintas dalam hati saya sebuah pertanyaan mendasar, mengapa negeri yang melimpah dengan kekayaan alam dan dihuni oleh mayoritas Muslim ini, tak henti-hentinya didera krisis dan tak dapat bangkit menunjukkan kebesaran dan kegagahannya? Padahal Islam telah banyak mengajarkan kita bagaimana menjadi bangsa yang besar dan gagah, memimpin bangsa-bangsa di dunia ini di bawah kebesaran dan kegagahan Allah yang Maha Besar dan Maha Gagah. Sikap skeptis pun seringkali muncul, melihat begitu parahnya kerusakan akibat prilaku korup di negeri ini. Korupsi tidak lagi hanya sebagai kejahatan personal, tetapi sudah menjadi kejahatan struktural yang berakar menjadi sebuah culture. Siapa pun menjadi sulit menghindar dan menjauh dari prilaku korup bangsa ini, sadar ataupun tidak kita sadari. Fakta telah berbicara, tiga tokoh yang terkenal jujur dan bersih di negeri ini tanpa disadarinya terjebak oleh prilaku korup bangsa ini. Penasihat Komisi Pemberantasan Korupsi, Abdullah Hehamahua pun berkata, “Berdasarkan 30 jenis perbuatan korupsi yang ditetapkan dalam UU Nomor 31 Tahun 1999, harus ditangkap 3,7 juta PNS, semua anggota DPR, DPRD, presiden, wakil presiden, para menteri, gubernur, bupati, wali kota, direktur BUMN/BUMD, para rektor, dosen, guru, pemimpin pesantren, dan mahasiswa.” Mari kita bertanya, sucikah diri kita dari prilaku korup bangsa ini?

Di dalam ketermenunganku hatiku pun bertanya, bukankah bangsa ini bangsa yang relijius? Bukankah ritual keagamaan begitu tampak di negeri ini? Tapi mengapa nilai-nilai ketuhanan tak mampu terpancar dalam realitas sosial bangsa ini? Saya baru sadar bahwa ternyata kita lupa melakukan “zero mind process” terhadap 7 (tujuh) hal yang selama ini telah membelenggu hati kita, sehingga tak mampu memancarkan nilai-nilai ketuhanan dalam realitas sosial bangsa ini. Nilai-nilai kejujuran, tanggung jawab, visioner, kedisiplinan, kerjasama, keadilan, dan kepedulian yang harusnya terpancar ke luar diri kita, terbelenggu oleh prasangka buruk, prinsip hidup yang keliru, pengalaman masa lalu yang membelenggu pikiran, kepentingan yang sempit/picik, sudut pandang yang parsialistik, pembanding dan literatur yang keliru. Padahal, nilai-nilai itulah yang akan membuat pribadi, keluarga, perusahaan, dan bangsa kita menjadi besar dan gagah di bawah kebesaran dan kegagahan Allah Yang Maha Besar dan Maha Gagah!

Sudah puluhan tahun migas di negeri ini dieksploitasi, namun hanya sebagian kecil saja yang merasakan kenikmatannya. Sebagian besar rakyat Indonesia justru menjadi korban, atas prilaku eksploitatif para pelaku industri migas bersama para pemegang kekuasaan di negeri ini yang tidak pernah mendengar suara hatinya, karena terbelenggu oleh ketujuh hal di atas. Ribuan sarjana Perminyakan telah dilahirkan, namun ketergantungan pada kemampuan Asing masih tetap tinggi. Sudah trilyunan rupiah biaya riset dikeluarkan oleh perusahaan minyak, namun sangat jarang melibatkan perguruan tinggi di negeri ini, sehingga riset kita tetap tertinggal dan tak mampu menunjukkan kemajuannya. Sampai kapankah kondisi ini akan kita biarkan?

Indonesia Emas 2020 harus sudah kita tanamkan dalam hati, sebagai visi kita ke depan membangun bangsa ini menjadi bangsa yang besar dan gagah di bawah kebesaran dan kegagahan Allah Yang Maha Besar dan Maha Gagah. Saatnya sekarang kita satukan hati dengan nilai-nilai kejujuran, tanggung jawab, visioner, kedisiplinan, kerjasama, keadilan, dan kepedulian. Kita bersihkan pikiran dan hati kita dari ketujuh hal yang selama ini telah membelenggu kita, dan menyebabkan hati kita tak dapat memancarkan nilai-nilai tersebut. Kita bangun mental dengan star principle (hanya untuk Allah kita hidup), angle principle (integritas malaikat, hidup tanpa pamrih), leadership principle (meneladani kepemimpinan Nabi & Rasul), learning principle (manusia pembelajar bersumber pada Kitab Suci), vision principle (visi jauh ke depan, dunia & akhirat), dan well organized principle (siap dan ikhlas dengan segala peran, kondisi, tantangan, dan risiko yang dihadapi). Kita harus pastikan bahwa seluruh tindakan kita selalu berada pada “garis orbit“-nya, sebagaimana gerakan seluruh makhluk/benda/partikel yang ada di alam raya ini. Lakukan mission statement (menetapkan misi kehidupan hanya sebagai pengabdian kepada Allah di setiap bidang melalui syahadat), character building (mengasah ketujuh nilai dasar di atas sebagai prilaku sosial kita, melalui shalat serta mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari sehingga menjadi karakter luhur), self controlling (melindungi ketujuh nilai dasar tersebut dari faktor internal dan eksternal yang dapat merusaknya, mencegah dan menyingkirkan semua kebiasaan buruk, membentuk dan melatihnya melalui puasa), strategic colaboration (mengeluarkan potensi ketujuh nilai dasar tersebut menjadi langkah nyata, berkolaborasi dengan lingkungan sosial melalui kebiasaan memberi melalui zakat), dan total action (mentransformasikan potensi diri - IQ, EQ, dan SQ - dan 7 nilai dasar tersebut menjadi derap langkah secara total dalam setiap gerak kehidupan dengan melatihnya melalui haji).

Inilah sedikit kisah perjalanan spiritual saya dalam menemukan kembali mutiara yang hilang, hakekat kehidupan sejati, melalui ESQ Training 3 Hari. Mari kita ambil bagian dalam mewujudkan Indonesia Emas 2020, dengan menanamkan nilai-nilai ESQ ini dalam diri dan keluarga kita. Bangkitlah Indonesiaku! Bangkitlah Industri Migasku!

Melahirkan bakat sepakbola

Filed under: Entrepreneurship, Learning, Education — itpin @ 8:27 am

Selamat datang di Piala Dunia 2006 yang akan dimulai malam ini di Jerman. Posting ini adalah edisi khusus Piala Dunia untuk para penggila bola (gibol).

Nah, para gibol, pernahkan Anda memperhatikan tanggal lahir para bintang sepakbola, terutama dari Eropa? Kalau Anda memang terlalu nganggur, inilah yang Anda akan temukan: mayoritas pemain-pemain elit, baik di tingkat senior atau junior, lahir di bulan Januari-Maret. Sementara pemain yang lahir di bulan-bulan seperti November dan Desember sangat jarang.

Mengapa demikian? Silakan pilih beberapa alternatif di bawah ini:

  • Cuma kebetulan semata.
  • Pengaruh astrologi. Para bintang sepak bola lebih cocok dengan rasi bintang tertentu.
  • Pengaruh cuaca pada saat terjadi pembuahan atau pada saat kelahiran.
  • Para penggila bola lebih suka membikin anak di musim semi, pada saat puncak liga-liga sepakbola di Eropa.

Sudah memilih jawabannya?

Ternyata semua jawaban di atas salah, setidaknya menurut Anders Ericsson, seorang profesor psikologi dadri Florida State University. Ericcson adalah seorang pakar di bidang Expert Performance Movement yang berusaha menjawab pertanyaan “Mengapa seseorang bagus di bidang tertentu?

Dan inilah penjelasan beliau:

Di Eropa, sepakbola sudah ditangani secara profesional sejak anak-anak berusia dini. Liga-liga untuk anak kecil merupakan sesuatu yang umum. Karena liga-liga tersebut ditentukan berdasarkan kelompok umur, maka tanggal 31 Desember ditentukan sebagai acuan perhitungan umur. Jadi bila sekarang tahun 2006 dan yang bertanding adalah KU-13, maka yang para pemain harus lahir di antara 1 Januari 1993 - 31 Desember 1993. Dan ketika pelatih harus memilih satu di antara dua pemain, yang satu lahir di bulan Januari dan satunya lagi di bulan Desember, secara statistik, pemain yang lahir di bulan Januari akan memiliki tubuh yang lebih besar, yang memberikan pemain kelahiran Januari tersebut lebih banyak peluang untuk terpilih sebagai pemain inti.

Apa yang terjadi bila kelompok tersebut masuk ke jenjang KU-14? Pola yang sama akan berulang. Anak yang lahir bulan Januari tersebut akan diberi porsi latihan lebih, bertanding lebih sering, mendapatkan nasehat lebih banyak, dst-nya. Akumulasi tersebut menyebabkan pemain tersebut akan tumbuh lebih matang. Memang mungkin saja pemain kelahiran Desember tersebut lebih berbakat, tapi menurut Ericsson, bakat saja tidaklah cukup. Latihan dan feedbacks lebih berperan dalam meningkatkan kinerja, bukan saja dalam sepakbola, tapi di hampir semua bidang.

Dalam bidang kedokteran, misalnya, Ericsson melihat kualitas analisa para dokter semakin memburuk sesuai dengan usia, kecuali… ahli bedah. Kenapa? Karena ahli bedah akan langsung menerima feedback dari tindakan media mereka. Hal yang sama tidak berlaku untuk mamografer. Ketika seorang dokter membaca mamogram, dia tidak bisa memastikan apakah suatu benjolan merupakan kanker atau bukan, sampai sebulan atau setahun kemudian.

Solusinya? Feedback! feedback! dan feedback!

Untuk kasus mamogram, misalnya, adakan pelatihan untuk para dokter dengan membaca mamogram lama yang hasilnya sudah ketahuan. Lalu dokter diminta melakukan diagnosa. Hasil diagnosa langsung dinilai dan bila salah diberi feedback.

Ini tidak berarti bakat tidak penting. Anda atau saya bisa saja berlatih menendang si kulit bundar setiap hari, tetapi tidak akan pernah menjadi pemain sepak bola yang lebih baik dari Ronaldo atau Ronaldinho yang hanya berlatih sekali seminggu, misalnya. Tapi bila Ronaldo dan Ronaldinho tidak pernah latihan setiap hari, mereka mungkin masih bermain di pantai-pantai di Rio dan tinggal di daerah kumuh.

Jadi bila Anda ingin berprestasi di bidang tertentu, inilah nasehat Ericcson: tentukan target yang spesifik yang ingin Anda capai; latihan-latihan-latihan; bandingkan hasil latihan dengan target; bila masih ada gap (bukan cuma dalam hal hasil akhir, tapi juga teknik atau proses yang dipakai), cari tahu kenapa gap tersebut muncul; dan kembali latihan-latihan-latihan berdasarkan feedback yang Anda dapatkan.

Untuk yang ingin mencari karir atau memulai bisnis, pesan Ericsson cukup sederhana: Temukan bidang yang benar-benar Anda sukai. Bila tidak, Anda tidak memiliki motivasi untuk berlatih terus menerus.

Dan bagi para gibol, bila Anda ingin menyaksikan anak Anda bertanding di Piala Dunia 2026, 2030, atau 2034, semoga hasil riset Ericsson ini bisa membuka jalan menuju mimpi Anda.

• • •
RENUNGAN

Tulisan ini adalah dokumen pentingku, yang kusimpan, buat penyemangat diriku agar selalu ingat padaNya....................

Selama 2 hari ini aku menjadi sadar, siapa aku???

Dulu aku berbuat sesuatu hanya untuk kepentingan duniawi, bekerja kukerjakan hanya sebagai kewajiban sebagai kepala rumah tangga, organisasi kukerjakan karena tanggung jawab sebagai pengurus, bahkan sholat kukerjakan hanya sebagai aktivitas rutin, aku sadar semua itu salah, aku tidak melakukannya dengan Lillahita’alla, wajar jika aku tidak menemukan kebahagiaan didalamnya…

Namun, ternyata Allah masih sayang sama aku, aku diberi hidayah dan petunjuk, pintu hatiku terbuka, saat itu aku benar-benar sadar, Allah dekat denganku, bahkan lebih dekat dengan yang aku kira, di jiwaku ada Allah, dimanapun aku berada selalu ada Allah

Allah melihatku, Allah mengawasiku, dan selama ini aku tau, tapi tidak mau tau, sungguh sangat ironis sekali, Ya Allah saat ini aku ingin benar2 merasakan kehadiranMu, aku ingin melihat-Mu, aku ingin bertemu dengan-Mu, aku rindu padaMu ya Allah

Selama ini aku mempunyai Ibu, Bapak, Istri tercinta, dua anak laki-laki yang selalu memberi semangat aku dalam berkarya, serta sahabat-sahabat kecilku di KABARI PRIVAT yang selalu memberi inspirasi...... dan semuanya, mereka selalu bersama-samaku, benar memang mereka teman sejati bagiku, tapi aku telah menemukan sahabat, yang tiap detik detik berada disampingku yaitu AllahAstaghfirullah… maafkan aku ya Allah, aku kadang khilaf dan melupakan Engkau… Aku ingin saat-saat seperti ini tidak hanya kurasakan sehari, dua hari, tapi selamanya, seumur hidupku hingga akhir hayatku, aku ingin setiap tarikan nafasku aku selalu mengingat-Mu, maaf jika aku melupakan Engkau Ya Allah… Ya Allah, aku yakin Engkau Maha Mengetahui, Engkau juga pasti tau keinginan hambaMu ini, aku ingin menjadi manusia yang sholeh, yang lebih baik dari sekarang, aku ingin jadi hamba-Mu yang selalu bertasbih kepadaMu, aku ingin masuk ke surga-Mu, aku ingin bisa membahagiakan kedua orang tua-ku, Ibu & Bapakku sebelum mereka diambil oleh-Mu, aku pengen membalas jasa mereka, walaupun rasanya nyawapun tak sanggup membayar jasa orang tua, paling aku ingin sekali membuat mereka bahagia, pengen naik haji sama mereka, berkunjung ke makam Nabi Muhammad SAW, melihat cucu - cucunya menikah, itu saja permintaanku Ya Allah

Sholawat serta Salam semoga tercurahkan selalu kepada Nabi Muhammad SAW, Ya Rasul, maafkan aku… selama ini aku salah, Marshanda adalah yang kukejar selama ini, gambar2nya kukumpulkan, tak pasang di komputer, binder, dan aku selalu memuja-muja dia, bahkan sampai bertengkar dengan temanku gara2 seorang Marshanda, sungguh aku malu denganMu ya Rasul.. aku malu dengan-Mu ya Rasul, aku sungguh malu, aku benar-benar malu, maafkan umat-Mu ya Rasul, aku mungkin salah satu umat Nabi Muhammad SAW yang sungguh kurang ajar, tidak menghargai-Mu ya Rasul, aku menyesal dengan semuanya, aku sangat rindu dengan Rasul, Muhammad SAW, selama ini aku hampir lupa dengan Rasul, siapa Muhammad itu? Yang selalu kuingat adalah Marshanda, Nia Ramadhani, Ada Band, Peterpan, Asmirandah dan mereka selalu kupuja-puja aku menyesal ya Rasul, aku rindu pada-Mu Rasul, aku rindu senyuman-Mu, Belaian-Mu, ucapan-Mu, dan semua yang ada pada diri-Mu ya RASUL, BAPAKku, Muhammad SAW

Ya Allah, aku sangat yakin Engkau melihatku sekarang, mengetik tulisan di komp, aku benar2 minta maaf ya Allah, aku ingin jadi makhluk yang lebih baik dari sekarang, aku yakin bahwa Engkau lebih mengetahui apa yang aku rasakan, mohon selalu petunjuk-Mu dan hidayah-Mu agar aku selalu berada dijalan yang Engkau ridhai…

(Hasan Junaidi)

Aku sangat bersyukur, bahwa nikmat selama ini telah aku dapatkan, kedua orang tua yang tetap memperhatikanku, istri dan anak-anak ku yang selalu mencintaiku dan teman2 yang lainnya… seluruh harta bendaku, komputer, HP, tas, sepatu, buku2 bacaanku, semua aku dapatkan, tapi maafkan aku Ya Allah, aku melupakan nikmat yang setiap hari Engkau beri, Udara, Air, membangunkan aku tiap aku tidur, bahkan aku tidak sadar bahwa Engaku telah memberi aku Islam…

Aku malu menulis dosa2ku ditulisan ini, sungguh banyaknya, hingga mungkin lembaran lembaran ini takkan cukup menampung semua dosaku, aku mohon maaf ya Allah, Astaghfirullah.. Allahu Akbar… saat ini aku telah menyaksikan sendiri bahwa semua yang Engkau katakan melalui Rasulullah 1400 tahun yang lalu telah terbukti kebenarannya dan sangat nyata…

Alhamdulillah, Engkau memberi petunjuk aku untuk mengalami pengalaman spiritual semacam ini, aku pengen Engkau selalu menegurku Ya Allah, aku ingin selalu mengingat-Mu

Perubahan dimulai dari diri sendiri

Filed under: Education, Macroeconomics — itpin @ 8:16 am

Tulisan berikut saya dapatkan dari kiriman Sdr. Carlos Patriawan. Karena tersentuh oleh tulisan tersebut dan melihat relevansinya dengan beberapa artikel saya sebelumnya, saya memutuskan memasukkannya di blog ini. Saya tidak tahu sumber asli tulisan ini (kalau ada yang tahu, tolong beritahukan). Hasil terjemahan di bawah adalah berkat jasa Boedi Dayono (Januari 2004).

Selamat membaca…

Perbedaan antara negara berkembang (miskin) dan negara maju (kaya) tidak tergantung pada umur negara itu. Contohnya negara India dan Mesir, yang umurnya lebih dari 2000 tahun, tetapi mereka tetap terbelakang (miskin). Di sisi lain, Singapura, Kanada, Australia, dan New Zealand –- negara-negara yang umurnya kurang dari 150 tahun dalam membangun — saat ini merupakan bagian dari negara maju di dunia. Mayoritas penduduknya tidak lagi miskin.

Ketersediaan sumber daya alam dari suatu negara juga tidak menjamin negara itu menjadi kaya atau miskin. Jepang mempunyai area yang sangat terbatas. Daratannya 80% berupa pegunungan dan tidak cukup untuk pertanian dan peternakan. Tetapi, saat ini Jepang menjadi raksasa ekonomi nomor dua di dunia. Jepang laksana suatu negara “industri terapung” yang besar sekali, mengimpor bahan baku dari semua negara di dunia dan mengekspor barang jadinya.

Swiss tidak mempunyai perkebunan coklat tetapi sebagai negara pembuat coklat terbaik di dunia. Negara Swiss sangat kecil, hanya 11% daratannya yang bisa ditanami. Swiss juga mengolah susu dengan kualitas terbaik. (Nestle adalah salah satu perusahaan makanan terbesar di dunia). Swiss juga tidak mempunyai cukup reputasi dalam keamanan, integritas, dan ketertiban –- tetapi saat ini bank-bank di Swiss menjadi bank yang sangat disukai di dunia.

Para eksekutif dari negara maju yang berkomunikasi dengan temannya dari negara terbelakang akan sependapat bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dalam hal kecerdasan. Ras atau warna kulit juga bukan faktor penting. Para imigran yang dinyatakan pemalas di negara asalnya ternyata menjadi sumber daya yang sangat produktif di negara-negara maju/kaya di Eropa.

Lalu, apa perbedaannya?

Perbedaannya adalah pada sikap/perilaku masyarakatnya, yang telah dibentuk bertahun-tahun melalui kebudayaan dan pendidikan. Berdasarkan analisis atas perilaku masyarakat di negara maju, ternyata bahwa mayoritas penduduknya sehari-harinya mengikuti/mematuhi prinsip-prinsip dasar kehidupan sebagai berikut:

  1. Etika, sebagai prinsip dasar dalam kehidupan sehari-hari
  2. Kejujuran dan integritas
  3. Bertanggung jawab
  4. Hormat pada aturan dan hukum masyarakat
  5. Hormat pada hak orang/warga lain
  6. Cinta pada pekerjaan
  7. Berusaha keras untuk menabung dan berinvestasi
  8. Mau bekerja keras
  9. Tepat waktu

Di negara terbelakang/miskin/berkembang, hanya sebagian kecil masyarakatnya mematuhi prinsip dasar kehidupan tersebut.

Kita bukan miskin (terbelakang) karena kurang sumber daya alam, atau karena alam yang kejam kepada kita. Kita terbelakang/lemah/miskin karena perilaku kita yang kurang/tidak baik. Kita kekurangan kemauan untuk mematuhi dan mengajarkan prinsip dasar kehidupan yang akan memungkinkan kita mampu membangun masyarakat, ekonomi, dan negara.

Jika Anda tidak meneruskan pesan ini, tidak akan terjadi apa-apa pada diri Anda! Hewan peliharaan Anda tidak akan mati. Anda tidak akan kehilangan pekerjaan. Anda tidak akan mendapat kesialan dalam 7 tahun. Anda juga tidak akan sakit.

Tetapi jika Anda mencintai negara kita, teruskan pesan ini kepada teman-teman Anda. Biarlah mereka merefleksikan hal ini. Kita harus mulai dari mana saja. Kita ingin BERUBAH dan BERTINDAK!

Dan… PERUBAHAN DIMULAI DARI DIRI KITA SENDIRI!

• • •


Dewi Fortuna dan Hitler

Filed under: Learning, Cognitive Biases — itpin @ 8:26 am

Pada musim panas tahun 1930 di sebuah daerah di Jerman, sebuah kecelakaan hampir terjadi antara sebuah mobil penumpang dan sebuah truk trailer besar. Untung saja (atau sialnya?) pengemudi truk tersebut bereaksi cukup cepat untuk menginjak pedal rem. Bila dia terlambat setengah detik saja, mobil penumpang tersebut pasti akan tergilas dan kemungkinan besar para penumpang di dalam mobil tersebut akan tewas.

Apa yang membuat insiden tersebut istimewa adalah fakta bahwa penumpang yang duduk di baris depan (bagian kanan) adalah Adolf Hitler, yang dua tahun kemudian naik di tampuk kekuasaan Jerman. Tanpa disadari supir truk tersebut, responnya yang cepat kemungkinan besar telah ikut mempengaruhi sejarah dan wajah peradaban dunia.

Cerita di atas adalah salah satu contoh bagaimana ‘keberuntungan’ (atau tiadanya keberuntungan) mempengaruhi hidup kita. Harus diakui, sebaik apa pun rencana yang kita susun, faktor keberuntungan memegang peranan yang sangat penting. Dalam bisnis sekalipun, berada di tempat yang benar pada waktu yang benar sering menjadi faktor penentu keberhasilan; sementara mereka yang telah melakukan perhitungan yang njelimet sering gagal karena Dewi Fortuna kebetulan berada di tempat lain. Beberapa riset yang ditujukan untuk mempelajari faktor-faktor keberhasilan sebuah bisnis sering menemukan banyak perusahaan yang ‘kesuksesannya yang tidak bisa dijelaskan’, sebuah kata lain untuk kata ‘luck‘.

Fakta ini seharusnya membuat kita rendah hati dalam menghadapi hidup, karena kita menyadari adanya kekuatan yang jauh lebih besar di luar diri kita yang ikut mempengaruhi jalan hidup kita. Namun pada kenyataannya, manusia sering disesatkan oleh bias yang disebut sebagai fundamental attribution error. Bias ini membuat kita menganggap kesuksesan kita berasal dari kemampuan, ketrampilan, atau keputusan yang kita buat; sementara kegagalan disebabkan karena nasib buruk belaka. Padahal kenyataannya, (hampir) semua kesuksesan dan kegagalan bisa jadi disebabkan oleh pertautan yang sulit diurai antara tindakan kita dan keputusan nasib.

Anda lalu akan bertanya, “Bila nasib ikut menentukan kesuksesan/kegagalan kita, mengapa kita perlu belajar?” Jawaban sederhananya, karena semua kejadian di dunia ini tidak diatur dalam logika biner hitam dan putih, ya dan tidak. Semua kejadian di dunia ini beroperasi secara probabilistik. Fungsi belajar adalah meningkatkan probabilitas kita untuk meraih apa yang kita inginkan dan mengurangi dampak negatif bila nasib memutuskan lain. Dengan kata lain, belajar tidak memastikan Anda akan sukses, tetapi akan meningkatkan probabilitas kesuksesan Anda dibanding mereka yang tidak belajar. Seberapa banyak probabilitas tersebut, tidak ada yang tahu kecuali Yang Maha Kuasa.

Keunggulan probabilitas tersebut juga tidak berarti Anda akan selalu menang melawan mereka yang probabilitasnya lebih kecil. Bila Anda memiliki probabilitas 60-40 dan teman Anda 40-60, dan tangan nasib kebetulan memilih 40% yang dimiliki teman Anda dibanding 60% milik Anda, Anda tetap kalah pada kesempatan tersebut. Probabilitas tersebut hanya akan berpihak pada Anda, bila kejadian yang sama bisa diulang beberapa kali. Semakin sering kejadian yang sama berulang, semakin besar probabilitas tersebut akan membantu Anda. Contoh terjelas bisa dilihat di bursa saham. Para pemain yang memiliki pengetahuan yang lebih baik tidak selalu menang pada setiap transaksi, tetapi dalam jangka panjang, pengetahuan mereka akan membuat mereka menang lebih sering. Anda bisa saja memprotes bahwa tidak semua dari kita diberi peluang sebanyak itu. Tetapi dengan pengetahuan dan sikap yang benar, Anda seharusnya bisa menciptakan peluang-peluang yang lebih banyak. Bukankah Seneca pernah berkata, “Luck is what happens when preparation meets opportunity“?

Walau demikian, ada baiknya untuk selalu diingat: tidak perduli sebanyak apa pun yang telah Anda pelajari, always be humble… Kita hidup di dunia yang tidak pasti dan random.

Wisata kreativitas

Filed under: Creative Thinking, Learning, Managing People — itpin @ 8:27 am

Bila mendengar kata Ferrari, kebanyakan dari kita akan teringat Formula One Grand Prix, Michael Schumacher, atau mobil mewah buatan Italia. Tidak banyak yang tahu kalau perusahaan dengan karyawan sekitar 3.000 orang ini adalah salah satu perusahaan paling kreatif di Eropa. Kreativitas tersebut tidak saja tercermin pada produk-produknya, tetapi pada cara mereka membangkitkan kreativitas para karyawannya.

Sebagai contoh, Ferrari secara teratur menyelenggarakan program Creativity Club untuk para stafnya. Setiap kali pertemuan klub diselenggarakan, mereka akan mengundang para artis dari bidang seni yang berbeda-beda. Daftar undangan tersebut umumnya terdiri dari para pelukis, pemahat, pemusik, penulis, DJ, fotografer, chef, aktor, dan konduktor orkestra. Selain berbincang-bincang dengan para karyawan Ferrari, para artis tersebut juga diminta mengajarkan ketrampilan mereka melalui kursus-kursus singkat. Para peserta klub tersebut tidak dibatasi. Selain eksekutif dan kalangan manajer, para pekerja pabrik juga boleh ikut serta. Klub ini sangat diminati, karena selain menawarkan nuansa baru, juga memberi kesempatan bagi keluarga besar Ferrari untuk belajar melihat masalah secara berbeda.

Selain Creativity Club, perusahaan berlambang kuda jingkrak ini juga meluncurkan program-program seperti English@breakfast, English@tea, English@lunch, German@breakfast, dan sejenisnya, yang diperuntukkan untuk para karyawan yang ingin belajar bahasa asing dalam suasana santai.

Dari Ferrari, kita beralih ke perusahaan otomotif lainnya, Nissan. Ketika para staf Nissan Design International (NDI) mengalami kebuntuan di tengah-tengah proyek merancang model Pathfinder, wakil presiden NDI kala itu, Jerry Hirshberg, membuat keputusan yang mencengangkan. Dia mengajak seluruh staf, termasuk para teknisi dan sekretaris, untuk … menonton film Silence of the Lambs. Nonton setelah jam kerja selesai? Tidak, mereka menonton di siang hari. Hasilnya? Menurut penuturan Hirshberg, setelah acara tersebut, ketegangan di perusahaan tersebut berkurang perlahan-lahan. Dalam beberapa hari, ide-ide berdatangan dan masalah-masalah berhasil diselesaikan.

Cara Pixar lain lagi. Perusahaan pembuat film animasi 3 dimensi ini mendirikan Pixar University. Universitas ini menjalankan kelas-kelas, event, atau workshop yang berkaitan dengan pembuatan film animasi 3 dimensi, termasuk kelas-kelas melukis, memahat, atau creative writing. Setiap karyawan diharapkan menghabiskan 4 jam setiap minggu di universitas tersebut untuk terus mengembangkan diri dan kreativitas mereka, dan mereka dianjurkan mengambil kelas-kelas yang tidak berhubungan dengan pekerjaan mereka.

Ferrari, Nissan, dan Pixar adalah dua contoh perusahaan yang benar-benar serius mengembangkan dan memanfaatkan kreativitas staf mereka. Program-program yang kadang kelihatannya tidak berhubungan dengan pekerjaan tersebut justru sering membawa para staf belajar melihat pekerjaan dan masalah mereka dengan kaca mata lain. Ketiga perusahaan tersebut memahami pentingnya pemberian stimulus acak pada otak-otak yang bekerja di sana agar mampu melahirkan ilham-ilham kreatif.

Upaya memperoleh stimulus acak tersebut bisa juga dilakukan dengan melakukan benchmarking ke perusahaan lain. Akan tetapi, benchmarking paling efektif bukanlah dengan mengunjungi perusahaan pada industri yang sama atau yang masih berkaitan. Pilihlah industri yang berlainan. Perusahaan manufaktur yang ingin meningkatkan hubungan dengan distributornya bisa belajar dari divisi customer service hotel bintang lima atau call center perusahaan kartu kredit. Perusahaan minuman ringan yang ingin memastikan distribusinya selalu lancar bisa melakukan jiarah ke kantor FedEx atau UPS. Belajar dari industri yang tidak berhubungan tersebut lebih sering memberikan ide-ide kreatif.

Ketika Bani Belajar Cinta

Aku tak pernah mengira ada lelaki zaman sekarang yang begitu pemalu mengungkapkan perasaannya pada wanita. Tapi, begitulah Bani. Sedari SMP, ia selalu memendam perasaan cintanya pada seorang gadis pujaan hatinya. Hingga masa kuliah pun, tak kunjung dari mulutnya membuncah ungkapan cinta. Sekali tiba keberaniannya, nahas pun ia terima. Wanita pujaan menolak cinta yang telah ia pendam belasan tahun.

Bani tak pernah menyerah. Walau sulit dan terasa amat sakit, ia coba untuk bangkit. Sedikit demi sedikit ia kubur dan balut luka hatinya untuk mulai mencinta lagi. Usahanya berbuah hasil. Hatinya yang sakit mekar kembali saat jatuh cinta. Seorang gadis rupawan membius tubuhnya. Tak ingin terulang lagi kegagalan yang dulu, ia nyatakanlah cintanya. Sekali tiba keberaniannya, mujur pun ia terima. Wanita pujaan menerima cinta yang setengah mati pelihara.

Waktu demi waktu berlalu membawa Bani dan wanita pujaannya berputar mengelilingi roda kehidupan. Susah senang duka bahagia mereka jalani bersama. Orang banyak melihat,”dimana ada Bani, di sana pula sang wanita”. Mereka layaknya dua insan bermadu kasih, serasa bumi milik berdua.

Bani belajar cinta. Hidupnya berbunga-bunga. Kesenangan dan kebahagiaan yang direguknya bagai telah membawanya jadi penghuni surga. Manatah ada manusia yang menolak cinta dan dicintai? Begitu pun Bani. Ia belajar memiliki emosi cinta dan perasaan cinta. Cinta tumbuh, rencananya pun dibangun. Tak ingin berpisah, keduanya berikrar janji sehidup semati ingin mengikat tali pernikahan.

Gayung bersambut. Bani memang trauma kehilangan wanita pujaan. Sekian lama ia pelihara, akhirnya hilang juga. Tapi tidak untuk wanita yang ini, katanya. Sebelum pergi ia, kan segera kulamar, pikir si Bani.

Bani juga euforia. Cintanya yang dulu ditolak dan kini diterima membuatnya tergila-gila pada asmara. Tak ingin rasanya berpisah dengan sang wanita walau sekejap jua. Ia benar-benar mabuk cinta layaknya Romeo terpikat Juliet. Seluruh hidupnya ia korban dan serahkan untuk wanita sang pujaan.

Bani bersemangat. Ia siapkan segala demi mengambil sang gadis dari tangan orangtuanya. Sayang seribu sayang. Rencana tinggal rencana. Orangtua Bani kini tak setuju. Alasannya cukup sederhana karena sang orangtua masih merasa Bani belum sanggup untuk menjadi seorang suami. Di lain sisi, sang wanita beserta orangtuanya mendesak agar hari berbahagia segera terlaksana.

Alamak, oh alamak. Bani pusing tujuh-delapan-sembilan keliling dibuatnya. Bagaimana pula urusannya kini. Bagai buah simalakama, pilih wanita atau orangtua. Mematuhi orangtua sendiri berarti harus menunda hari berbahagia, pun kehilangan sang wanita. Karena bagi sang wanita dan orangtua wanita tak ada kata menunda. Sementara menuruti pujaan hatinya berarti menyakiti hati orangtuanya dan dicap tak berbakti pada orangtua, pun tak mendapat ridho.

Tuhan, oh Tuhan. Otak Bani mau meledak rasanya. Hatinya remuk redam terasa. Lemah lunglai tubuhnya. Tak tahu harus bagaimana. Tapi yang jelas ia takkan lagi melewatkan kesempatan memiliki cinta sejati seumur hidupnya. Maka, ia reguklah buah simalakama gerangan. Daripada kehilangan masa depannya, cintanya, wanita pujaannya, berkonfrontasilah ia dengan sang bunda pun ayahanda. Ia kabur dari rumah untuk menegaskan sikapnya. Beri restu, atau pisah rumah!!

Oladalah. Seisi bumi kepayang dibuatnya. Bunda tercinta sakit-sakitan, wanita dipuja tangis-tangisan. Wanita memang merepotkan, satu minta nikah - satu lagi minta mundur nikah. Seluruh raga, jiwa, tenaga, yang telah tercurah rasanya jadi sia-sia. Bani mulai lelah. Ia tak lagi berselera menikah. Pundi harta yang ia kumpulkan, sekejap ia hamburkan untuk melepas penat dan derita di batinnya.

Bani… lupakah kau ini ujian? Hakikatnya ujian diberikan pada orang-orang yang Tuhan pikir sudah cocok untuk naik kelas. Sebab ujar-Nya, setiap kelulusan ujian, seorang hamba akan naik kelas ke jenjang lebih tinggi. Lagipula, Tuhan takkan pernah memberi ujian yang tak mampu sang hamba hadapi.

Lupakah kau ini ujian? Jika ini yang Tuhan berikan, pastilah Ia mengharap agar kau lebih baik. Pastilah pula ujian ini sudah disesuaikan dengan tingkatanmu. Jadi, janganlah kau berlari dari kenyataan, menutup diri dari dunia, menengok ke belakang menuju sisi gelapmu.

Bani hanyalah jejaka yang belajar cinta. Mabuk kepayangnya membuatnya lupa dimana daratan. Cintalah yang menguasai otak, membenamkan akal sehat, membangunkan sentimentilnya. Aku hanya serta merta berdoa dan menyanggamu selalu di belakang.

Hingga Ujung Waktu

Serapuh kelopak sang mawar
Yang di sapa badai berselimutkan gontai
Saat aku menahan sendiri di terpa
Dan luka oleh senja …

Semegah sang mawar di jaga
Matahari pagi bermahkotakan embun
Saat engkau ada di sini dan pekat
Pun berakhir sudah

Akhirnya aku menemukanmu
Saat ku bergelut dengan waktu
Beruntung aku menemukanmu
Jangan pemah berhenti memilikiku
Hingga ujung waktu

Setenang hamparan samudra
Dan tuan burung camar
Takkan henti bernyanyi

Saat aku berkhayal denganmu
Dan janjipun terukir sudah
Jika kau menjadi istriku nanti
Fahami aku saat menangis

Saat kau menjadi istriku nanti
Jangan pemah berhenti memilikiku
Hingga ujung waktu
Jika kau menjadi istriku nanti

Fahami aku saat menangis
Saat kau menjadi istriku nanti
Jangan pemah berhenti memilikiku
Hingga ujung … Waktu

Mengawali postingan kali ini saya sajikan dengan lagunya Sheila On 7 - Hingga Ujung Waktu *habis karaokean sama teman2 eh dengar lagu ini seperti dejavu dengan kisah2 klasik masa lalu :D *, lagu romantis yang cukup menggugah sejak SMA ini.

Saya ngak tau kenapa akhir-akhir ini, banyak hal yang terkait cinta asmara yang menimpa teman-teman saya (saya juga kali yakz :D ) dan mungkin juga terjadi di dunia blogsphere ini. Oia, Saya hanya manusia biasa aja yang ingin mencoba mendapatkan pelajaran dari semuanya ini.

Antara Cinta dan Tanggung Jawab

Dalam menjalin hubungan itu, baik itu hubungan dengan kekasih, ada satu hal yang kadang terlupakan karena terlena oleh ketakjuban akan indahnya cinta, yaitu tanggung jawab.

Saya tertarik membaca tulisan dari Dewi Lestari berjudul Catatan sebuah perpisahan. Memang penyajian kata-kata yang begitu dahsyat orang-orang akan terlena membaca tulisan itu dan membenarkan apa yang dilakukannya. Cinta atau hubungan yang sudah mencapai taraf kadaluarsa sehingga orang tidak bisa berbuat apa lagi, sehingga tindakan lain dijadikan alasan. Tapi menurut saya ada hal yang kurang dalam menjalin hubungan suami-istri yaitu tanggung jawab.

Suami-istri atau terserahlah jenis hubungannya itu, pasti bisa hingga ujung waktu jika disertai dengan namanya tanggung jawab. Tanggung jawab untuk tetap setia dengan pasangannya, tanggung jawab untuk tetap menjaga cintanya, menjaga keutuhan rumah tangganya, dan tanggung jawab lainnya, yang saya rasa yang sudah berkeluarga lebih tau dari saya yang belum berkeluarga ini.

Seseorang cowok/cewek bisa saja menjadi latah untuk melakukan hubungan sekedar petting atau malah sampai ke ML karena dia hanya didasari oleh cinta yang mengarah ke nafsu untuk bercinta. Coba kalo hubungan itu didasari oleh tanggung jawab, pasti baik dari pihak laki-laki akan menjaga keperjakaannya dan menjaga keperawanan calon istrinya sampe dihalalkannya hubungan itu, demikian pula sebaliknya sang wanita kepada lelakinya.

Jadi jangan heran pula ketika ditemu ada pasangan yang hendak menikah karena MBA (Married Because Accident), tetapi cowoknya ndak mau karena emang tidak ada rasa tanggung jawabnya ketika melakukan ML itu.

Seseorang dengan mudahnya memutuskan pacarnya atau mencari wanita/pria lain untuk menjalin hubungan karena memang sejak awal yang dipupuk adalah rasa cinta, bukan disertai dengan tanggung jawab.

Demikian pula cinta kita kepada Tuhan kita, ketika hubungan kita sama Tuhan hanya dilandasi cinta, Kita memang selalu mengingat Tuhan ketika ada masalah, tetapi ketika tanpa ada tanggung jawab melaksanakan perintahNya dan menjauhi laranganNya, termasuk tanpa tanggung jawab untuk bersyukur padanya, yah akhirnya hubungan Tuhan dan Makhluknya terbatas hanya kepercayaan tanpa adanya kesadaran untuk bertanggung jawab.

Jadi tidak salah Ketika Cinta dan Tanggung Jawab itu disandingkan, hubungan hingga ujung waktu akan terlaksana.

05Agt08

Afgan - Confession No. 1

Terima Kasih Cinta - Afgan

Tersadar di dalam sepiku
Setelah jauh melangkah
Cahaya kasihMu menuntunku
Kembali dalam dekap tanganMu

Terima kasih cinta untuk segalanya
Kau berikan lagi kesempatan itu
Tak akan terulang lagi
Semua kesalahanku yang pernah menyakitiMu

TanpaMu tiada berarti
Tak mampu lagi berdiri
Cahaya kasihMu menuntunku
Kembali dalam dekapan tanganMu

Terima kasih cinta untuk segalanya
Kau berikan lagi kesempatan itu
Tak akan terulang lagi
Semua kesalahanku yang pernah menyakitiMu

Kalo anda-anda mendengar lagu ini ataupun nama penyanyinya pasti orang-orang akan histeris, terutama cewek-ceweknya. Yah siapa lagi kalo bukan Afgan dengan lagunya Terima Kasih Cinta di album Confession No. 1.

Selain sering menikmati nada yang tercipta dari lagu itu, saya juga sering memperhatikan isi dari lirik lagunya. Coba liriknya sedikit di ubah dengan orang kedua tunggalnya diganti dengan kata pengganti untuk Tuhan (saya tuliskan dengan menjadikan huruf depannya kapital dan diketik bold) dan dinyanyikan dengan hati hanya karena Allah, ada makna yang dalam tersirat di lagu ini.

Taubat dan Syukur

Ternyata nilai-nilai taubat dan syukur ada di dalam lirik lagunya Afgan ini yang berjudul Terima Kasih Cinta.

Terima kasih cinta untuk segalanya
Kau berikan lagi kesempatan itu
Tak akan terulang lagi
Semua kesalahanku yang pernah menyakitiMu

Coba liat baris pertama dan kedua memberikan makna syukur kita kepada Allah, atas segala cinta yang telah diberikan kepada kita, sejak kita dilahirkan sampai saat ini, tanpa membayar sepeserpun harga udara yang tiap detik kita hirup. Wujud terima kasih kita kepada Sang Khalik, Tuhan Semesta Alam.

Di baris ketiga dan keempat, prinsip taubat juga dijelaskan untuk tidak mengulangi kesalahan-kesalahan yang kita perbuat baik itu kepada Allah ataupun kepada sesama manusia, serta seluruh isi dari alam ini.

Ketika kita diingatkan oleh Allah di bait pertama dan ketiga lagu ini, ketika kita jauh kita diingatkan oleh Allah, dalam kehangatan rindu dari Yang Maha Penyayang. Ketika kita menghadapi masalah, Allah Yang Maha Penolong membantu kita kembali dalam dekapan sayangNya.

Allah telah memberikan kita jalan untuk keluar dari masalah, Allah selalu mengingatkan ketika kita jauh dariNya. Nikmat Tuhan Manakah Yang Kamu Dustakan?

Kesalahan-kesalahan yang telah kita perbuat dengan melaksanakan Taubat yang sesungguhnya, InsyaAllah akan membawa kita ke dalam ketentraman hati yang dalam, dan tak pelak lagi kita sudah pantas bersyukur dan selalu berterima kasih kepada cinta yang Allah berikan kepada kita.

SO, jangan liat lagu dari penyanyinya doang, isi lagunya juga men :D

Bagaimana dengan anda? Kita nyanyi bareng-bareng nyok :D

CATATAN HARIAN SAHABAT

Assalaamu’alaikum,

Akhir² ini, saya sering mendapati atau mengalami peristiwa yang disebutkan oleh potongan ayat surah Alam Nasyrah ayat 5-6 :

“Fa inna ma’al ‘usri yusra. Inna ma’al ‘usri yusra” yang artinya menurut Al Qur’an terjemahan Depag RI :

“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”

Namun saya pernah diberitahu ketika mengikuti sebuah kajian, bahwa sebenarnya, terjemahan yang tepat adalah :

“Karena sesungguhnya dalam kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya dalam kesulitan itu ada kemudahan”

Jadi, kemudahan tersebut ada didalam kesulitan tersebut, jadi bukan setelahnya. Dan kemudahan tersebut bukan 1, tetapi banyak.

Mungkin terjemahan yang saya dapat ketika mengikuti kajian tersebut, sangat tepat dengan beberapa kejadian yang saya alami.

Kejadian pertama :

Kejadian ini dialami oleh seorang Ibu yang cukup saya kenal, sebut saja namanya A. Umur A saat ini sudah cukup tua, mungkin 55 tahun keatas.

Ketika A ingin ke kamar mandi, sang Ibu ini terjatuh. Kontan, sang Anak yang tinggal serumah dengan Ibu ini, membantu Ibunya untuk bangun dan membawanya ke kamar.

Dikarenakan jatuhnya tersebut, kaki sang Ibu terasa sakit, dan meminta sang Anak untuk memijatnya.

Ketika sang Anak memijat Ibunya, sang Anak melihat bintik² merah di kaki Ibunya, dan ketika diperiksa ke bagian tubuh yang lain, ternyata bintik² merah tersebut merata dibagian tubuhnya yang lain.

Segera sang Anak membawa sang Ibu untuk diperiksa kesehatannya di klink kesehatan terdekat.

Setelah diperiksa, ternyata sang Ibu positif terkena Demam Berdarah, dan dikarenakan kondisinya sudah cukup parah, kadar Hb sangat jauh dari normal, klinik tersebut menyarankan sang Ibu untuk segera dibawa ke Rumah Sakit.

Kejadian kedua :

Kejadian ini saya baca disebuah surat kabar Ibukota. Kejadian ini menimpa salah seorang supir truk yang hendak melintas di sebuah jalan Ibukota.

Ketika dalam perjalanan, sebuah mobil memotong jalan truk tersebut, dan beberapa orang keluar dari mobil tersebut dan menodongkan senjata ke supir truk dan keneknya.

Sang supir pun “merelakan” truk dibajak oleh para pembajak.

Sang supir dan keneknya, kemudian diikat dan disekap, kemudian ditaruh di jok belakang supir.

Selang beberapa waktu, ban truk tersebut bocor. Dan karena para pembajak tidak ingin mengambil resiko, truk tersebut pun ditinggal oleh para pembajak.

Kejadian ketiga :

Kejadian ini saya alami ketika saya melihat acara berita disebuah stasiun TV yang tertangkap oleh TV saya dirumah dan membaca sebuah kolom berita pada sebuah surat kabar Ibukota.

Berita saat ini mengenai maraknya kembali penggunaan formalin pada bahan makanan seperti ayam dan daging.

Pada kolom surat kabar tersebut, diberitahukan bagaimana mengenali ayam atau daging yang berformalin. Diantara ciri² tersebut adalah :

  1. Warna ayam / daging mengkilap
  2. Ayam / daging terasa kaku jika dipegang

Namun ada ciri lainnya yang membuat saya sedikit kaget, ciri tersebut adalah, tidak mau hinggapnya lalat pada makanan yang berformalin.

Beberapa ibrah (pelajaran) yang saya dapatkan dari beberapa kejadian yang saya alami tersebut diatas adalah, didalam kesusahan, ada kemudahan. Dan ini sejalan dengan Al Qur’an yang memang merupakan petunjuk hingga akhir zaman.

Pada kejadian pertama, bagaimana jika sang Ibu tidak terjatuh ketika Ia ke kamar mandi ? Mungkin keadaan beliau yang ternyata terjangkit demam berdarah tersebut, baru disadari ketika sudah sangat parah.

Pada kejadian kedua, bagaimana jika ban truk tidak bocor ? Mungkin seluruh isi truk tersebut dan nyawa sang supir dan keneknya tidak terselamatkan.

Pada kejadian ketiga, Allah Subhanahu Wata’ala telah menciptakan lalat. Mungkin banyak diantara kita yang berfikir, apa sih gunanya lalat ? hanya membawa penyakit saja. Mungkin kita lupa dengan ayat

“Dan tidaklah Kami ciptakan Iangit dan bumi dan segala yang ada di antara keduanya dengan bermain-main. (QS Al Anbiyaa’ : 16)”

“(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (QS Ali ‘Imraan : 191)”

Tapi Allah, pencipta seluruh alam semesta ini beserta isinya, tahu apa yang kita tidak tahu.

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (QS Al Baqarah : 30)”

Mari sama² kita syukuri semua yang diberikan Allah kepada kita, walau mungkin, kita tidak menyukainya. Karena Allah mengetahui apa yang terbaik untuk kita, meskipun hal tersebut tidak kita sukai :)

“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (QS Al Baqarah : 216)”

CATATAN PAGI......

Penting gak sih....Bimbingan Belajar????
Ada sebagian siswa yang menganggap bimbingan adalah wahana memaksimalkan kemampuan dan kepercayaan diri, tetapi ada juga yang menganggap pemborosan.

Adapun menurut saya dua pemahaman di atas sama - sama bisa dijelaskan sebagai berikut :
  1. Buat sahabat kecil yang menganggap Bimbingan penting karena memang apa yang kita dapat di sekolah bisa lebih kita optimalkan dengan menambah beberapa karakter dalam belajar. Belajar adalah proses pendewasaan pemahaman diri kita, yang berisi informasi tentang siapa kita, dari mana kita, mau kemana kita, dan apa yang bisa saya lakukan serta apa yang harus saya hindarkan untuk lebih meningkatkan peran kita dalam belajar.Manusia adalah pribadi yang mempunyai karakter yang sangat beragam, eksotik, kadang sulit untuk di identifikasi. Semua butuh proses yang secara terus menerus harus diasah dan dilatih setiap saat. Ini menjadi sangat penting di saat banyak sebagian pelajar sibuk dengan eksplorasi dirinya di segala bidang. Bimbingan Belajar adalah salah satu bagian dari proses itu, oleh karena sangat penting mengikuti proses bimbingan dengan sepenuh hati.
  2. Buat sahabat kecil yang menganggap bimbingan sarat pemborosan dan buang-buang waktu, jika memang apa yang dinamakan proses belajar sudah dapat di jalankan secara baik di rumah ataupun di sekolah. Pribadi yang demikian dapat dikatakan Powerful, interaktif, progesif, dan sistemik.

Jadi apapun yang diputuskan para pelajar sekarang ini, penting atau gak penting Bimbingan belajar harus bisa mengapresiasikan dengan jujur, ikhlas, dengan hati, serta yakin akan keputusan yang kalian ambil.......
Saran saya jangan ikut karena teman, pacar bahkan Orang tua, tetapi kalian ikut karena hati dan demi kebaikan diri serta kebanggaan ORTU.... ingat itu???!!!!
BERITA TENTANG Mathematics
Semesta Bilingual Boarding School Cetak Para Pemenang Olimpiade
Semarang, CyberNews. SMP-SMA Semesta Bilingual Boarding School di penghujung 2007 mengukir banyak prestasi akademik. Yang paling menonjol adalah prestasi yang diraih dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN) VI di Surabaya, Jawa Timur (2-8/9).

SMP-SMA Semesta Bilingual Boarding School menyumbangkan dua emas, empat perak, dan satu perunggu. Kontingen Jawa Tengahpun mencatatkan diri sebagai juara umum dalam kegiatan yang diadakan sekali setahun tersebut.

Mereka yang berhasil meraih medali adalah Lorenz VG da Silva (kelas XII IA Pa2). Ia meraih medali emas sekaligus predikat Absolute Winners dalam bidang Astronomi SMA. Sa'aadah Sajjana Carita (XI IA Pi) memeroleh medali emas di bidang Matematika SMA, Ismail Sunni (XII IA Pa1), Khoirul Anam (XII IA Pa1), dan Hendra Hadhil Choiri (XII IA Pa1), masing-masing meraih medali perak dalam bidang Matematika SMA.

Adapun Syahrindra Sofyan (IX A2) memeroleh medali perak di bidang Matematika SMP, dan Arief Rosiyanto (XII IA Pa2) mendapatkan medali perunggu dalam bidang Astronomi SMA.

General Manager Semesta Omer Demir menambahkan, Lorenz VG da Silva terpilih untuk mewakili Tim Nasional Indonesia dalam International Olympiad on Astronomy and Astrophysics (IOOA) I yang diselenggarakan di Chiang Mai, Thailand, pada 2-8 Desember 2007.

Dari 89 peserta yang mewakili 21 negara, Tim Indonesia yang terdiri atas 5 siswa pilihan se-Indonesia berhasil meraih 1 emas, 2 perak, 1 perunggu, dan 1 Honorable Mention (HM). ''1 emas tersebut disumbangkan oleh Lorenz V.G. da Silva.''

Lorenz, yang bercita-cita masuk ITB tersebut mengatakan bahwa persaingan dalam kompetisi dunia itu sangat berat, terutama peserta dari kontingen Thailand. "Semua materi yang dilombakan susah, yang paling berat saat babak praktik. Tim Thailandlah yang paling menguasai bagian ini," ujarnya.

Kandidat Peserta IMO dan IBO 2008

Pada 2-14 Desember 2007, Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah mengadakan Pembinaan dan Seleksi Nasional untuk memilih calon peserta International Mathematic Olympiad (IMO) 2008. Dari 21 peserta terpilih nasional, diambil 11 besar.

Dari urutan peringkat tersebut, kata Omer, siswa SMA Semesta menduduki peringkat pertama atas nama Sa'aadah Sajjana Carita, Ismail Sunni peringkat 5, dan Hendra Hadhil Choiri peringkat 7.

''Satu siswa kami, yakni Yanuar Dwi Putra L ( kelas XII IA Pa) mengikuti pembekalan untuk International Biology Olympiad (IBO) yang berlangsung sampai 30 Desember 2007. ''

( ida nursanti/cn09 )
Dendang Penuh Cinta

Maafkan bila ku tak sempurna, cinta ini tak mungkin kucegah
Ayat-ayat cinta bercerita, cintaku padamu
Bila bahagia mulai menyentuh, seakan kubisa hidup lebih lama
Namun harus kutinggalkan cinta, ketika kubersujud

Judul: Ayat-ayat Cinta • Artis: Rossa, Ungu, Sherina • Produksi: Trinity Optima Production

Suara emas nan merdu milik Rossa mengalun saat menyanyikan bait-bait lagu di atas. Seperti judul lagu yang juga menjadi judul album ini, Ayat-ayat Cinta (AAC), merupakan lagu pendukung dalam film dengan judul sama, produksi MD Entertainment.

Rossa merasa tersanjung karena bisa menyanyikan lagu ciptaan sang master soundtrack film, Melly Goeslaw. Pasalnya, lagu yang menjadi single pertama dari film yang digarap Hanung Bramantyo itu, diakui Melly hanya cocok untuk suaranya. ”Saya merasa mendapat energi positif di lagu ini,” tuturnya.

Demi menghayati lagu itu, Rossa pun mengawalinya dengan membaca novel AAC karya Habiburrahman El-Shirazy, yang menjadi sumber utama filmnya. Tak hanya itu, Rossa juga mengaku merasa tertolong dengan melihat film yang diperankan oleh Fedi Nuril, Rianti Catwright, Carissa Putri, Melani Putria dan Zaskia Adya Mecca itu. Benar saja, dari lagu itu, kita dapat mendengarkan kekuatan melodi dan aransemen yang indah yang juga terasa mengiris kalbu.

Tak hanya AAC, di album ini, Rossa juga mendendangkan lagu Takdir Cinta, yang juga ciptaan Melly Goeslaw. Album produksi Trinity Optima Production itu juga menyajikan lagu dari mantan penyanyi cilik Sherina Munaf, yang diciptakannya sendiri, Jalan Cinta.

Seperti yang dialami Hanung, Melly dan Rossa, Sherina juga harus mengawalinya dengan membaca novel AAC. Lagu itu disajikannya dengan intro yang manis dan membuai, dengan lapisan dimensi akustik piano. Namun di bagian bridge, lagu itu menukik dengan okestrasi megah dalam lapisan-lapisan bersahutan dengan sound kekinian yang membuatnya terasa amat menyentuh.

Lagu Jalan Cinta terwujud dalam dua versi. Untuk tampil lebih megah, dalam film, imbuhan rebana yang ritmis mengawali buaian orkestrasi yang mendalam dari Sherina.

Album AAC juga menyajikan lagu Andai Kutahu Ungu, yang hadir dalam format berbeda, dengan gemulai string memukau yang membawa alur lagu itu hadir lebih menarik, dengan tataran aransemen yang menyesuaikan dengan tema film.

Selain itu, Ungu juga hadir dengan duet vokal Pasha dan Rossa dalam Tercipta Untukku, karya gitaris Ungu, Arlonsy ”Oncy” Miraldi. Lagu yang sudah tenar pada album Ungu sebelumnya itu, juga diaransemen ulang.

Selain kelima lagu tersebut, album ini juga memerdengarkan nada-nada indah yang mengiringi film AAC, seperti piano dalam Letter from Naura, The Basket, dan Opening Scene yang mendendangkan musik yang biasa terdengar mengiringi Salsa. Ada pula Thalagi, musik gambus, yang mengalun indah, yang menjadi ciri khas Timur Tengah, sebagai setting dari cerita film tersebut. RAHMA HAYATI
Bersedia, Siap, Kerjakan!

Dalam kampanye pemilihan wakil siswa di sekolah dulu, saya teringat bagaimana teman-teman kandidat berupaya memenangkan sebanyak-banyaknya suara pendukung untuk memilih mereka sebagai presiden sekolah. Salah satu kandidat, ada yang membuat bunga-bunga dan burung-burung kertas lipat dengan beberapa permen dan cokelat yang terikat, berkeliling membagikannya kepada teman-teman satu sekolah seraya berkampanye tentang apa yang akan mereka lakukan jika terpilih nanti. Saat itu, bagi kami yang berusia 10 -11 tahun, tidak banyak yang benar-benar menyimak agenda “politik” mereka. Perhatian kami hanya pada hadiah dan cokelat yang dibagi-bagikan.

Tiba ajang debat, kedua kandidat presiden mengemukakan agenda masing-masing. Di tengah-tengah debat yang seru tentang berbagai topik, tiba-tiba seorang siswa mengacungkan tangan dan bertanya: “Apakah nanti jika engkau jadi pemimpin, engkau dapat mengubah sedikit menu makanan di kantin sekolah kita?” Kedua calon, dalam semangat yang sama, menjawab: “Saya setuju, perubahan menu memang perlu dilakukan.” Yang satu lagi menjawab: “Kesehatan makanan memang penting, saya akan benar-benar memerhatikannya.”

Pertanyaan-pertanyaan lain terus berdatangan dan dijawab, kemudian didebat. Merasa tak mendapat jawaban yang jelas, siswa yang tadi bertanya, kini berdiri di kursi, setengah berteriak, “Saya tidak perlu omong-kosong kalian tentang kegiatan-kegiatan sekolah yang lebih baik. Saya hanya perlu tahu pemimpin mana yang dapat memastikan menu kantin sekolah dapat diubah lebih baik dan bagaimana mereka hendak melakukannya!”

Semua terdiam, termasuk para kandidat di podium. Dan serta merta semua siswa sekolah termasuk saya, mulai bertepuk tangan dan bersepakat, sesuatu harus dikerjakan tentang menu di kantin sekolah kami! Itulah pelajaran kepemimpinan publik yang pertama kali saya dapatkan langsung dengan mengalaminya. Tidak ada yang berarti bagi sukses kepemimpinan kecuali mendengarkan dengan baik apa yang diinginkan khalayak.

Seorang pemimpin memiliki visi yang dibangun bukan semata atas apa yang dilihat, dianggapnya perlu, dan dapat dimasukkan dalam agenda, tetapi juga yang telah kita terima, pelajari dan sepakati bersama dengan berbagai khalayak di mana ia menjadi pemimpinnya. “Kepemimpinan adalah kapasitas bagaimana seseorang menerjemahkan visi ke aksi,” kata Warren G. Bennis

Bersedia

Menjadi pemimpin masyarakat memerlukan kesediaan mengabdikan diri pada tanggungjawab yang mengacu pada kepentingan banyak orang lebih dari kepentingan diri sendiri. Tidak banyak pemimpin yang menyadari, bahwa ia dipilih bukan untuk menjadi bos yang menyetir orang lain, tetapi pemimpin yang mengarahkan, bukan menjadi bos yang mengandalkan kekuasaan tetapi pemimpin yang mengandalkan keluhuran tekad. Bukan menjadi bos yang menyuntikkan kekhawatiran, tetapi pemimpin yang mengobarkan semangat. Bukan bos yang dapat mengatakan “SAYA” tetapi pemimpin yang senantiasa mengatakan “KITA.” Bukan bos yang mengatakan “PERGILAH” tetapi pemimpin yang berkata “MARILAH.” “Ada tiga inti kepemimpinan, yaitu kerendahan hati, kejelasan dan keberanian,” kata Chan Master Fuchan Yuan.

Kesediaan menjadi pemimpin memerlukan kerendahan hati, bersedia menerima kritik, bersedia meleburkan diri pada kepentingan-kepentingan orang banyak, bersedia melakukan banyak pengorbanan, bersedia melakukan tindakan-tindakan keberanian, bersedia menanamkan nilai-nilai kejujuran, bersedia memberikan kesempatan bertumbuh kepada orang yang dipimpinnya, bersedia melakukan perubahan-perubahan untuk kehidupan lebih baik yang benar-benar diperlukan banyak orang.

Siap

Tidak ada waktu libur bagi seorang pemimpin. Kapan pun dan di mana pun berada, siapa pun yang mereka tengah hadapi, mereka senantiasa harus dalam keadaan siap memberikan tuntunan, pengarahan dan pengayoman. Pada setiap keadaan, siap memberikan asistansi yang diperlukan rakyatnya. Ia memberikan teladan setiap waktu, gerak geriknya, perilaku dan perkataanya, kebijakan dan tindakannya, menyiratkan inti kepemimpinannya; dan keberhasilannya terletak pada kesigapannya mengambil sikap bagi kebutuhan banyak orang.

Pemimpin yang baik menambah ilmunya, meluaskan hatinya, meneneramkan massanya, menyejahterahkan rakyatnya, membimbing pengikutnya, menginisiatifkan ide-ide, mengasah ketrampilan kepemimpinannya terus-menerus, menimbang dengan bijaksana segala sesuatu sebelum memutuskan, yang tidak ragu meminta maaf jika berbuat kesalahan, menghargai jerih payah orang lain, yang tahu menempatkan diri sesuai dengan kapasitas yang diembannya, dan menggunakan semua fasilitas yang diberikan kepadanya untuk melaksanakan tugas yang dijalankannya, bukan sekadar sebagai atribut sosial yang diterimanya.

Pemimpin tidak dipilih rakyatnya untuk dilayani, tetapi ia dipilih untuk melayani kepentingan rakyatnya. Tantangan seorang pemimpin adalah menjadi orang kuat tetapi tidak kasar, menjadi orang baik tetapi tidak lemah, mendalam tetapi tidak malas, bangga tetapi tidak arogan, rendah hati tetapi tidak rendah diri, humoris tetapi tidak bodoh. “Kepemimpinan adalah tindakan, bukan jabatan,” kata Donald H. McGannon.

Kerjakan!

Seorang pemimpin mengomunikasikan visi yang dimilikinya kepada para pengikutnya, merebut perhatian pengikutnya dengan intuisi optimistis tentang kemungkinan solusi yang dibutuhkan mereka. Seorang pemimpin harus realistis dan praktis, meskipun ia harus bicara dengan bahasa seorang visioner dan idealis. Ia menyetuskan agenda kerja yang dirangkumnya dari kebutuhan dan aspirasi pengikutnya, yang melihat jauh ke depan dan mampu mengendalikan keadaan sebelum berkembang menjadi persoalan.

Pemimpin yang baik bekerja dengan akal budi, hati tulus, emosi yang cerdas, cekatan, melapangkan hati dan tangan terbuka, yang terus-menerus memerbaiki kualitas interaksinya dengan orang lain. “Kunci kepemimpinan yang sukses saat ini adalah memotivasi dan mendorong dari belakang, bukan menguasai,” kata Kenneth Blanchard. (christyfald@gmail.com)