CATATAN HARIAN SAHABAT

Assalaamu’alaikum,

Akhir² ini, saya sering mendapati atau mengalami peristiwa yang disebutkan oleh potongan ayat surah Alam Nasyrah ayat 5-6 :

“Fa inna ma’al ‘usri yusra. Inna ma’al ‘usri yusra” yang artinya menurut Al Qur’an terjemahan Depag RI :

“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”

Namun saya pernah diberitahu ketika mengikuti sebuah kajian, bahwa sebenarnya, terjemahan yang tepat adalah :

“Karena sesungguhnya dalam kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya dalam kesulitan itu ada kemudahan”

Jadi, kemudahan tersebut ada didalam kesulitan tersebut, jadi bukan setelahnya. Dan kemudahan tersebut bukan 1, tetapi banyak.

Mungkin terjemahan yang saya dapat ketika mengikuti kajian tersebut, sangat tepat dengan beberapa kejadian yang saya alami.

Kejadian pertama :

Kejadian ini dialami oleh seorang Ibu yang cukup saya kenal, sebut saja namanya A. Umur A saat ini sudah cukup tua, mungkin 55 tahun keatas.

Ketika A ingin ke kamar mandi, sang Ibu ini terjatuh. Kontan, sang Anak yang tinggal serumah dengan Ibu ini, membantu Ibunya untuk bangun dan membawanya ke kamar.

Dikarenakan jatuhnya tersebut, kaki sang Ibu terasa sakit, dan meminta sang Anak untuk memijatnya.

Ketika sang Anak memijat Ibunya, sang Anak melihat bintik² merah di kaki Ibunya, dan ketika diperiksa ke bagian tubuh yang lain, ternyata bintik² merah tersebut merata dibagian tubuhnya yang lain.

Segera sang Anak membawa sang Ibu untuk diperiksa kesehatannya di klink kesehatan terdekat.

Setelah diperiksa, ternyata sang Ibu positif terkena Demam Berdarah, dan dikarenakan kondisinya sudah cukup parah, kadar Hb sangat jauh dari normal, klinik tersebut menyarankan sang Ibu untuk segera dibawa ke Rumah Sakit.

Kejadian kedua :

Kejadian ini saya baca disebuah surat kabar Ibukota. Kejadian ini menimpa salah seorang supir truk yang hendak melintas di sebuah jalan Ibukota.

Ketika dalam perjalanan, sebuah mobil memotong jalan truk tersebut, dan beberapa orang keluar dari mobil tersebut dan menodongkan senjata ke supir truk dan keneknya.

Sang supir pun “merelakan” truk dibajak oleh para pembajak.

Sang supir dan keneknya, kemudian diikat dan disekap, kemudian ditaruh di jok belakang supir.

Selang beberapa waktu, ban truk tersebut bocor. Dan karena para pembajak tidak ingin mengambil resiko, truk tersebut pun ditinggal oleh para pembajak.

Kejadian ketiga :

Kejadian ini saya alami ketika saya melihat acara berita disebuah stasiun TV yang tertangkap oleh TV saya dirumah dan membaca sebuah kolom berita pada sebuah surat kabar Ibukota.

Berita saat ini mengenai maraknya kembali penggunaan formalin pada bahan makanan seperti ayam dan daging.

Pada kolom surat kabar tersebut, diberitahukan bagaimana mengenali ayam atau daging yang berformalin. Diantara ciri² tersebut adalah :

  1. Warna ayam / daging mengkilap
  2. Ayam / daging terasa kaku jika dipegang

Namun ada ciri lainnya yang membuat saya sedikit kaget, ciri tersebut adalah, tidak mau hinggapnya lalat pada makanan yang berformalin.

Beberapa ibrah (pelajaran) yang saya dapatkan dari beberapa kejadian yang saya alami tersebut diatas adalah, didalam kesusahan, ada kemudahan. Dan ini sejalan dengan Al Qur’an yang memang merupakan petunjuk hingga akhir zaman.

Pada kejadian pertama, bagaimana jika sang Ibu tidak terjatuh ketika Ia ke kamar mandi ? Mungkin keadaan beliau yang ternyata terjangkit demam berdarah tersebut, baru disadari ketika sudah sangat parah.

Pada kejadian kedua, bagaimana jika ban truk tidak bocor ? Mungkin seluruh isi truk tersebut dan nyawa sang supir dan keneknya tidak terselamatkan.

Pada kejadian ketiga, Allah Subhanahu Wata’ala telah menciptakan lalat. Mungkin banyak diantara kita yang berfikir, apa sih gunanya lalat ? hanya membawa penyakit saja. Mungkin kita lupa dengan ayat

“Dan tidaklah Kami ciptakan Iangit dan bumi dan segala yang ada di antara keduanya dengan bermain-main. (QS Al Anbiyaa’ : 16)”

“(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (QS Ali ‘Imraan : 191)”

Tapi Allah, pencipta seluruh alam semesta ini beserta isinya, tahu apa yang kita tidak tahu.

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (QS Al Baqarah : 30)”

Mari sama² kita syukuri semua yang diberikan Allah kepada kita, walau mungkin, kita tidak menyukainya. Karena Allah mengetahui apa yang terbaik untuk kita, meskipun hal tersebut tidak kita sukai :)

“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (QS Al Baqarah : 216)”